Seorang sandera Indonesia dari kelompok militan Muslim Abu Sayyaf berenang ke tempat yang aman, tapi yang lain tenggelam dan sandera Malaysia ditembak di belakang, menurut juru bicara militer.
Upaya penyelamatan telah terjadi selama dua hari, juru bicara militer Regional Filipina Letnan Kolonel Gerry Besana mengatakan pada hari Sabtu. Dia menambahkan bahwa ini terjadi sementara Marinir Filipina mencoba untuk menyelamatkan mereka dari pulau Simusa di provinsi Sulu Selatan. Terorisme Abu Sayyaf Abu Sayyaf diakui oleh Filipina sebagai organisasi teroris, selaras dengan negara Islam, dan telah melakukan sejumlah pemboman, penculikan, dan pengenggalan kepala di masa lalu. Heri Ardiansyah, orang Indonesia yang berenang ke tempat aman, diselamatkan oleh Marinir di atas kapal tempur, sedangkan tubuh sesama Hariadin Indonesia, yang hanya menggunakan satu nama, telah pulih dari air. Upaya melarikan diri Kata militer jari bin Abdullah, Malaysia, ditembak oleh militan saat ia mencoba untuk melarikan diri pada hari Kamis. Para Marinir mencoba menyelamatkannya dan melakukan pertempuran senjata dengan militan Abu Sayyaf. "Tindakan menembak korban menculik adalah indikasi keputusasaan Abu Sayyaf dan putus asa sebagai militan sekarang dikelilingi oleh pasukan mengejar kita," kata komandan militer, Brigjen Divino Rey Pabayo Jr. Bin Abdullah diterbangkan ke rumah sakit kota Zamboanga, di mana ia tetap dalam kondisi kritis, kata militer Filipina. Militer mengepung pulau Simusa untuk menangkap para pria bersenjata ABY Sayyaf yang tersisa. Militer mengatakan mereka menyita empat senapan serbu, sebuah peluncur granat, dan amunisi. Ketiga sandera telah diculik di Pulau Borneo di Malaysia pada bulan Desember lalu dan dibawa ke Sulu, propinsi yang mayoritas Muslim di mana beberapa ratus militan Abu Sayyaf masih ada. Tentara itu bertukar api dengan sekitar 80 orang bersenjata Abu Sayyaf di kota Patikul, di mana tiga tentara dan empat militan tewas. Militer mengatakan beberapa terluka di kedua belah pihak. Abu Sayyaf mengatakan telah menewaskan tiga orang dan melukai 13 tentara, tetapi menyangkal ada korban di pihak mereka, mengatakan "mujahidin kembali dengan selamat ke pangkalan. " Mereka yang berada di Pulau Simusa merupakan bagian dari kelompok yang dipimpin oleh komandan Hajan Sawadjaan. Di Pulau Simusa, dua orang Filipina tetap di penangkaran, bersama dengan Elwold Horn, seorang pengamat burung Belanda yang diculik pada 2012.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2021
Categories |