Presiden Indonesia telah menyerukan untuk tenang setelah berhari-hari protes Papua yang keras untuk melawan diskriminasi etnis Papua Barat.
Presiden Joko Widodo mendesak masyarakat untuk saling mengampuni "sebagai rekan sebangsanya" daripada marah, sambil berjanji untuk menjaga "kehormatan dan kesejahteraan semua orang di Papua dan Papua Barat". "Brother dan Sister di Papua dan Papua Barat, saya tahu Anda merasa tersinggung," katanya. "Tidak apa-apa menjadi emosional, tapi lebih baik untuk mengampuni. Kesabaran juga lebih baik. " Komentar Widodo datang setelah ribuan orang turun ke jalan ibukota Provinsi Papua Barat, Manokwari, pada hari Senin, membakar sebuah gedung Dewan Legislatif, untuk memprotes pelecehan rasis dan penangkapan massal para siswa Papua di Indonesia Kota Surabaya. Gerakan separatis telah direbus selama beberapa dekade di Provinsi paling timur Indonesia, Papua dan Papua Barat, sementara pasukan keamanan Indonesia telah sering dituduh pelanggaran hak asasi manusia. Pada hari Sabtu, kemerdekaan Indonesia, lebih dari 40 mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, ditangkap atas dugaan kerusakan bendera Indonesia di depan asrama, menurut aktivis Papua. Massa yang marah berkumpul di luar asrama dan dikabarkan menyanyikan slogan rasis dan anti-Papua, dan mengancam kekerasan. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta maaf atas perilaku massa, dan mengatakan itu "tidak mewakili suara rakyat Jawa Timur". Semua mahasiswa dibebaskan setelah diinterogasi, namun Polisi menyerbu dan penggunaan teargas adalah sebuah respon yang "sama sekali tidak proporsional", kata pengacara HAM Indonesia, Veronica Koman. Menteri keamanan Indonesia, Wiranto, menjanjikan penyelidikan atas apa yang terjadi di Surabaya. Koman dan demonstran mahasiswa mengatakan kepada Guardian Australia bahwa mereka mengharapkan protes untuk melanjutkan. Koman mengatakan pemerintah Indonesia telah membatasi internet di wilayah Papua Barat. Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, menuntut mengakhiri perlakuan rasis orang Papua di seluruh Indonesia, dan menyerukan kepada semua pemimpin provinsi untuk melindungi siswa Papua. "Ini adalah upaya umum kami untuk mencegah insiden serupa di masa depan serta menegakkan nasionalisme dan kesatuan sebagai sesama Indonesia," ujarnya. "Kami berharap semua orang non-Papua di seluruh bagian Indonesia akan tetap harmonis dengan tidak mengambil tindakan tidak konstitusional seperti penganiayaan, main hakim sendiri, keegoisan, rasisme, diskriminasi dan intoleransi, serta tindakan lain yang dapat melukai Perasaan orang Papua atau meruntuhkan harmoni, "katanya.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
February 2021
Categories |